Inilahdepok.id – Kota Depok, yang saat ini dikenal sebagai salah satu kota satelit Jakarta, memiliki sejarah yang panjang dan menarik.
Berawal dari sebuah perkebunan pribadi pada era kolonial, Depok berkembang menjadi kota mandiri yang kaya akan budaya dan sejarah.
Seiring berjalannya waktu, Depok berubah dari daerah pertanian menjadi pusat pendidikan dan permukiman modern.
Berikut ini adalah perjalanan sejarah yang mengiringi berdirinya Kota Depok.
1. Era Kolonial: Awal Mula Depok
Sejarah Depok dimulai pada akhir abad ke-17, ketika seorang misionaris Belanda bernama Cornelis Chastelein membeli tanah di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Depok.
Pada tahun 1696, Chastelein, yang bekerja untuk VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau Perusahaan Hindia Timur Belanda), mendirikan sebuah perkebunan yang luas di daerah tersebut.
Nama “Depok” sendiri berasal dari bahasa Sunda, yang berarti “pertapaan” atau “tempat istirahat,” yang mencerminkan kondisi wilayah yang tenang dan alami pada masa itu.
Chastelein membeli tanah tersebut dengan niat menjadikannya sebagai perkebunan yang dikelola oleh budak-budak yang telah ia bebaskan.
Chastelein memiliki visi yang berbeda dibandingkan dengan kebanyakan pemilik tanah kolonial lainnya.
Ia membebaskan para budaknya dan memberikan mereka hak untuk mengelola tanah tersebut setelah kematiannya.
Inilah yang menjadi cikal bakal masyarakat Depok awal, yang terdiri dari beberapa keluarga keturunan budak yang kemudian dikenal sebagai Masyarakat Depok Asli.
2. Pembentukan Masyarakat Depok: 12 Marga
Salah satu warisan penting dari Cornelis Chastelein adalah pembentukan 12 marga yang terdiri dari keturunan para budak yang ia bebaskan.
Pada tahun 1714, Chastelein wafat dan meninggalkan tanah serta warisan kepada para budaknya.
Para budak yang dibebaskan ini kemudian membentuk komunitas yang dikenal sebagai masyarakat Depok.