Inilahdepok.id – Momen perpisahan Wali Kota Depok, Mohammad Idris, dan Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono, dari Balai Kota Depok pada Rabu (19/02/25) sore memang penuh dengan nuansa haru.
Keduanya telah memimpin Kota Depok selama empat tahun, dari 2021 hingga 2025, dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN yang hadir dalam acara tersebut.
Isak tangis pun mewarnai momen perpisahan ini, menandakan betapa besar pengaruh dan dedikasi yang telah mereka berikan selama masa jabatannya.
Pemimpin Datang dan Pergi, tapi Dedikasi Kita Abadi
Dalam pidatonya, Mohammad Idris menyampaikan pesan yang penuh makna tentang esensi kepemimpinan.
Ia mengingatkan bahwa seorang pemimpin, termasuk Wali Kota dan Wakil Wali Kota, hanyalah sementara.
Yang abadi adalah dedikasi dan karya-karya yang mereka tinggalkan.
Pesan ini tidak hanya mengingatkan tentang pentingnya kontribusi nyata dalam memimpin, tetapi juga tentang nilai-nilai spiritual dan harapan untuk bertemu kembali di surga.
Idris juga menggunakan analogi kehidupan manusia, khususnya tentang kedatangan dan kepergian seorang bayi, untuk menggambarkan siklus kehidupan dan kepemimpinan.
Kedatangan seorang bayi biasanya disambut dengan sukacita, sementara kepergian seseorang seringkali diiringi dengan tangis dan duka.
Hal ini, menurutnya, mencerminkan betapa besar cinta dan hubungan yang telah terjalin antara dirinya, Imam Budi Hartono, dengan seluruh pegawai dan masyarakat Depok.
Pelepasan ini juga menjadi bukti bahwa kepemimpinan Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono telah meninggalkan jejak yang mendalam.
Dedikasi dan karya-karya mereka selama memimpin diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pemimpin selanjutnya untuk terus membangun Kota Depok menjadi lebih baik.
Pesan ini sekaligus menjadi tantangan bagi penerus mereka untuk melanjutkan dan meningkatkan apa yang telah dicapai selama ini.
Momen perpisahan ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi juga menjadi refleksi tentang arti kepemimpinan yang sejati:
bagaimana seorang pemimpin dapat meninggalkan warisan yang bermakna dan dikenang oleh banyak orang, baik dalam bentuk karya nyata maupun nilai-nilai kemanusiaan yang mereka tanamkan.***