Inilahdepok.id – FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out, yaitu perasaan cemas atau takut ketinggalan informasi, pengalaman, atau kesempatan yang orang lain mungkin sedang nikmati.
Istilah ini mulai populer seiring perkembangan media sosial, di mana orang dapat melihat apa yang orang lain lakukan dalam waktu nyata.
Bagi banyak orang, melihat teman atau kerabat mengunggah momen berlibur, menghadiri acara, atau menjalani pengalaman baru bisa memicu perasaan FOMO.
1. Asal-Usul dan Makna Psikologis FOMO
Istilah FOMO pertama kali digunakan dalam konteks psikologis oleh Dr. Dan Herman pada awal 2000-an, namun konsepnya sudah lama ada.
FOMO melibatkan rasa cemas atau gelisah karena tidak terlibat dalam aktivitas atau kesempatan tertentu yang dianggap menyenangkan atau penting oleh orang lain.
Dari sisi psikologi, FOMO sering kali dikaitkan dengan kebutuhan untuk diterima atau menjadi bagian dari kelompok, dan ini dapat berdampak pada kondisi emosional seseorang.
2. Dampak FOMO dalam Kehidupan Sehari-Hari
FOMO dapat memengaruhi aspek-aspek kehidupan seseorang, terutama kesehatan mental.
Misalnya, sering merasa tertinggal atau tidak “update” bisa menurunkan harga diri, meningkatkan kecemasan, bahkan depresi.
Orang yang mengalami FOMO cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial, membandingkan hidup mereka dengan orang lain, dan mungkin mengambil keputusan yang kurang bijak hanya untuk “ikut-ikutan.”
3. Cara Mengatasi FOMO
Mengelola perasaan FOMO memerlukan pendekatan yang melibatkan kesadaran diri dan batasan penggunaan media sosial.
Beberapa langkah yang bisa membantu adalah:
- Menyadari dan Menghargai Diri Sendiri: Fokus pada tujuan pribadi dan hal-hal yang membuat bahagia tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain.
- Mengurangi Paparan Media Sosial: Batasi waktu di media sosial dan fokus pada interaksi langsung.
- Membuat Tujuan yang Realistis: Mengingat bahwa kita tidak perlu selalu berada dalam setiap acara atau momen untuk merasa bahagia.
4. Positif dan Negatifnya FOMO
Meskipun sering dianggap negatif, FOMO dapat memotivasi seseorang untuk mencoba hal baru atau lebih aktif dalam berjejaring.
Namun, jika tidak terkendali, FOMO dapat menjadi beban yang mengganggu stabilitas emosi dan kualitas hidup.
FOMO adalah refleksi dari zaman digital saat ini, di mana informasi mengalir deras dan memicu perasaan bahwa semua hal harus diikuti atau dijalani.
Mengatasinya dengan bijak dapat membantu menjaga keseimbangan hidup dan kebahagiaan.***