Inilahdepok.id – Lavender marriage adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pernikahan yang dilakukan antara dua individu “Sering kali satu atau keduanya adalah selebritas atau tokoh publik” dengan tujuan menjaga citra atau menyembunyikan orientasi seksual mereka yang sebenarnya.
Istilah ini pertama kali muncul pada awal abad ke-20, terutama di kalangan industri hiburan di Hollywood.
Asal-Usul Istilah
Kata “lavender” sering dikaitkan dengan komunitas LGBTQ+ pada masa itu, sebagai simbol halus yang mengacu pada homoseksualitas.
Pada era 1920-an hingga 1950-an, ketika diskriminasi terhadap orang-orang LGBTQ+ sangat tinggi, banyak orang yang merasa perlu menyembunyikan orientasi seksual mereka untuk
menghindari pengucilan sosial, hukum, atau profesional.
Di industri hiburan, aktor dan aktris yang memiliki hubungan homoseksual sering dipaksa oleh studio film untuk menikah secara heteroseksual sebagai upaya menjaga reputasi mereka.
Langkah ini dianggap penting agar karier mereka tetap aman di tengah tekanan masyarakat yang memiliki norma heteronormatif yang kuat.
Tujuan Lavender Marriage
Lavender marriage biasanya dilakukan untuk:
- Menutupi Orientasi Seksual: Pasangan menikah untuk menghindari prasangka atau diskriminasi terhadap orientasi seksual mereka.
- Melindungi Karier: Terutama di kalangan selebritas, pernikahan ini membantu menjaga reputasi publik dan kontrak kerja.
- Memenuhi Ekspektasi Sosial: Pada masa lalu, tekanan sosial untuk menikah dan memiliki anak sangat kuat, sehingga lavender marriage menjadi solusi untuk memenuhi norma-norma tersebut.
- Aliansi Strategis: Dalam beberapa kasus, lavender marriage dilakukan untuk alasan politik atau bisnis, di mana pasangan saling mendukung tujuan masing-masing.
Contoh Lavender Marriage dalam Sejarah
Beberapa contoh lavender marriage yang terkenal melibatkan tokoh-tokoh Hollywood klasik:
- Rock Hudson: Aktor Hollywood yang dikenal sebagai simbol maskulinitas menikah dengan sekretaris agensinya, Phyllis Gates, pada tahun 1955. Banyak yang berspekulasi bahwa pernikahan ini dilakukan untuk menutupi homoseksualitas Hudson.
- Cary Grant dan Randolph Scott: Meskipun Grant menikah beberapa kali dengan wanita, spekulasi tentang hubungannya dengan sesama aktor Randolph Scott menimbulkan dugaan bahwa beberapa pernikahannya adalah lavender marriage.
Perspektif Modern
Dalam masyarakat modern, penerimaan terhadap komunitas LGBTQ+ telah meningkat di banyak negara.
Hal ini membuat lavender marriage menjadi fenomena yang lebih jarang terjadi dibandingkan masa lalu.
Namun, di beberapa budaya atau negara di mana diskriminasi terhadap orientasi seksual masih tinggi, praktik ini mungkin masih berlangsung.
Kritik terhadap Lavender Marriage
Lavender marriage sering mendapat kritik karena dianggap sebagai bentuk pemaksaan sosial yang menekan individu untuk hidup tidak sesuai dengan identitas mereka yang sebenarnya.
Ini menunjukkan betapa kuatnya stigma terhadap LGBTQ+ di masa lalu dan bahkan hingga sekarang di beberapa tempat.
Pernikahan seperti ini juga bisa menimbulkan tekanan emosional bagi pasangan yang terlibat, karena mereka harus hidup dengan rahasia yang besar.
Lavender marriage adalah refleksi dari tekanan sosial dan budaya yang pernah (dan mungkin masih) ada terhadap individu LGBTQ+.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran dan penerimaan terhadap keberagaman orientasi seksual, diharapkan bahwa setiap individu dapat hidup autentik tanpa merasa perlu menyembunyikan
identitas mereka melalui pernikahan yang didasarkan pada kepalsuan.***






