Ragam  

Pusat Data Nasional Sementara ‘PDNS’ Datanya Raib Akibat Serangan Siber ‘Ransomeware’, Apa Itu?

Ilustrasi Ransomeware ( foto: pixabay )

Inilahdepok.id – Sepekan terakhir, jagat maya dan diseluruh platform Sosial media geger akibat hilangnya data pada Server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang mengalami serangan siber ransomware sejak hari Kamis (20/06/2024), dikutip dari berbagai sumber, Ransomware adalah jenis malware yang dirancang untuk mengenkripsi file atau mengunci perangkat pengguna, sehingga mereka tidak dapat diakses.

Pelaku kejahatan siber kemudian meminta tebusan (ransom) untuk memberikan kunci dekripsi atau memulihkan akses.

Ransomware merupakan ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan organisasi pemerintah, dengan potensi kerugian finansial dan data yang signifikan.

Bagaimana Ransomware Bekerja?

Infiltrasi Sistem: Ransomware dapat menyusup ke sistem melalui berbagai metode, termasuk email phishing, unduhan perangkat lunak dari sumber yang tidak tepercaya, atau melalui kerentanan dalam perangkat lunak yang sudah ada.

Enkripsi Data:

Setelah masuk ke dalam sistem, ransomware mulai mengenkripsi file-file penting menggunakan algoritma enkripsi yang kuat. File yang terenkripsi tidak dapat diakses tanpa kunci dekripsi yang hanya dimiliki oleh pelaku.

Tuntutan Tebusan:

Setelah enkripsi selesai, ransomware menampilkan pesan kepada pengguna yang menginformasikan bahwa data mereka telah terkunci.

Baca Juga :  Pilihan Hewan Kurban, Menjadi Bagian dari Ibadah Qurban yang Penuh Berkah

Pesan tersebut biasanya berisi tuntutan tebusan, metode pembayaran (sering menggunakan cryptocurrency untuk anonimitas), dan ancaman untuk menghapus data atau meningkatkan tebusan jika permintaan tidak dipenuhi dalam waktu tertentu.

Pembayaran dan Pemulihan:

Meskipun membayar tebusan tidak menjamin pemulihan data, beberapa korban memilih untuk membayar demi mendapatkan kembali akses ke file-file mereka.

Namun, para ahli keamanan siber menyarankan untuk tidak membayar tebusan karena hal ini mendukung dan memotivasi pelaku kejahatan siber untuk melanjutkan aktivitas mereka.

Jenis-Jenis Ransomware

Crypto Ransomware:

Jenis ini mengenkripsi file di komputer korban dan membuatnya tidak dapat diakses tanpa kunci dekripsi.

Locker Ransomware:

Jenis ini mengunci seluruh perangkat, sehingga pengguna tidak dapat mengakses sistem operasi atau aplikasi apa pun. Hanya layar tuntutan tebusan yang ditampilkan.

Scareware:

Jenis ini menipu pengguna dengan menampilkan pesan palsu yang mengklaim bahwa komputer mereka terinfeksi virus dan meminta mereka membayar untuk layanan pembersihan.

Ransomware Doxware: Selain mengenkripsi data, jenis ini juga mengancam akan mempublikasikan data korban jika tebusan tidak dibayar.

Baca Juga :  Telur atau Ayam, Mana yang Lebih Dulu? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Dampak Ransomware

Finansial:

Kerugian finansial yang besar karena pembayaran tebusan, biaya pemulihan data, dan kehilangan pendapatan akibat gangguan operasional.

Reputasi:

Kerusakan reputasi bagi perusahaan atau organisasi yang menjadi korban, terutama jika data pelanggan atau data sensitif lainnya terlibat.

Operasional:

Gangguan operasional yang signifikan, terutama bagi organisasi yang sangat bergantung pada data dan sistem digital.

Langkah-Langkah Pencegahan

Pembaruan Perangkat Lunak:

Selalu perbarui perangkat lunak dan sistem operasi untuk menambal kerentanan keamanan yang dapat dieksploitasi oleh ransomware.

Pendidikan dan Pelatihan:

Edukasi pengguna tentang risiko ransomware dan cara mengenali upaya phishing serta praktik keamanan siber yang baik.

Cadangan Data:

Lakukan backup data secara rutin dan simpan salinan cadangan di lokasi yang terpisah dan aman.

Perangkat Keamanan:

Gunakan perangkat lunak antivirus dan firewall yang kuat untuk mendeteksi dan memblokir ransomware.

Segmentasi Jaringan: Segmentasi jaringan untuk membatasi penyebaran ransomware jika terjadi infeksi.

Tindakan yang Harus Dilakukan Jika Terinfeksi Ransomware

Isolasi Sistem:

Segera isolasi sistem yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran ransomware ke perangkat lain dalam jaringan.

Baca Juga :  Sekilas Peristiwa Malari: Malapetaka 15 Januari 1974 dan Dinamika Sosial Politik di Era Orde Baru

Laporkan Insiden:

Laporkan insiden ke pihak berwenang dan tim keamanan siber internal.

Pemulihan Data:

Jika tersedia, pulihkan data dari cadangan yang tidak terinfeksi.

Jangan Membayar Tebusan:

Hindari membayar tebusan karena hal ini tidak menjamin pemulihan data dan mendukung aktivitas kriminal.

Kesimpulan

Ransomware merupakan ancaman siber yang serius dengan potensi dampak yang mengakibatkan kerugian besar.

Pencegahan melalui edukasi, pembaruan perangkat lunak, cadangan data, dan penggunaan perangkat keamanan yang kuat adalah langkah-langkah penting untuk melindungi diri dari ancaman ini.

Jika terinfeksi, tindakan cepat dan tepat sangat penting untuk meminimalkan kerusakan dan memulihkan akses ke data dan sistem.

Waspadalah !!! ***