Inilahdepok.id – Setiap kali Lebaran tiba, ketupat selalu menjadi salah satu hidangan utama yang tersaji di meja makan masyarakat Indonesia.
Ketupat yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda ini bukan sekadar makanan, tetapi memiliki makna filosofis yang dalam.
Lalu, mengapa ketupat menjadi hidangan khas Lebaran? Berikut adalah sejarah, makna, dan alasan di balik tradisi ini.
Sejarah Ketupat sebagai Hidangan Lebaran
Tradisi menyajikan ketupat saat Lebaran diperkirakan berasal dari ajaran Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa pada abad ke-15.
Ia memperkenalkan ketupat sebagai simbol budaya yang dapat diterima masyarakat dalam merayakan Idulfitri.
Dalam tradisi Jawa, ketupat dikenal dengan istilah “Kupat”, yang merupakan akronim dari “Ngaku Lepat” (mengakui kesalahan).
Hal ini berkaitan dengan momen Lebaran sebagai waktu untuk saling memaafkan dan kembali ke fitrah yang suci setelah menjalani ibadah puasa selama Ramadan.
Makna Filosofis Ketupat
Ketupat memiliki berbagai makna simbolis yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan dan agama, antara lain:
-
Anyaman Daun Kelapa
-
Bentuk Ketupat yang Simetris
- Melambangkan keseimbangan dalam kehidupan, baik secara lahir maupun batin.
- Menunjukkan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan dan sesama.
-
Beras di Dalam Ketupat
- Beras melambangkan kemakmuran dan berkah setelah menjalani ibadah Ramadan.
- Ketupat yang dimasak hingga matang menunjukkan pencapaian spiritual setelah sebulan penuh berpuasa.
-
Ketupat sebagai Simbol Kesucian
Ketupat dalam Tradisi Lebaran di Berbagai Daerah
Ketupat bukan hanya populer di Jawa, tetapi juga menjadi bagian dari budaya kuliner Lebaran di berbagai daerah di Indonesia.
Setiap daerah memiliki cara penyajian ketupat yang berbeda, seperti:
- Ketupat Sayur (Betawi) – disajikan dengan kuah santan dan lauk seperti tahu, tempe, serta telur.
- Opor Ketupat (Jawa & Sumatera) – disantap dengan opor ayam atau rendang.
- Ketupat Kandangan (Kalimantan Selatan) – disantap dengan ikan gabus berkuah santan.
- Ketupat Kapau (Sumatera Barat) – disajikan dengan gulai khas Minangkabau.
Mengapa Ketupat Selalu Ada Saat Lebaran?
- Simbol Kemenangan – Ketupat melambangkan keberhasilan umat Islam dalam menjalani ibadah puasa Ramadan dengan penuh kesabaran.
- Makanan Tradisional yang Praktis – Ketupat dapat bertahan lebih lama dibandingkan nasi biasa, sehingga cocok untuk jamuan keluarga besar saat Lebaran.
- Mempunyai Nilai Sosial – Ketupat sering dibuat dalam jumlah banyak untuk dibagikan kepada tetangga, sebagai bentuk kebersamaan dan silaturahmi.
Kesimpulan
Ketupat bukan hanya sekadar makanan, tetapi memiliki nilai filosofis, sejarah, dan simbol kebersamaan yang erat kaitannya dengan perayaan Idulfitri.
Tradisi ini terus diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan ketupat sebagai salah satu ikon utama Lebaran di Indonesia.
Saat Lebaran tiba, hidangan ketupat bersama opor ayam dan rendang tidak hanya menyajikan kelezatan, tetapi juga menghadirkan makna mendalam tentang kebersamaan, keikhlasan, dan kemenangan dalam menjalani kehidupan. 🌿✨***