Inilahdepok.id – Koes Plus adalah salah satu grup band legendaris di Indonesia yang memegang peranan penting dalam perkembangan musik pop di tanah air.
Dikenal sebagai pelopor genre pop di Indonesia, Koes Plus menghasilkan lagu-lagu yang tak lekang oleh waktu dan tetap dinikmati lintas generasi.
Perjalanan panjang Koes Plus dimulai dari era 1960-an, di mana mereka melewati berbagai tantangan, termasuk konflik politik, namun tetap bertahan dan menghasilkan karya-karya fenomenal.
Awal Mula: Dari Koes Bersaudara ke Koes Plus
Sebelum dikenal sebagai Koes Plus, band ini lahir dengan nama Koes Bersaudara, yang beranggotakan empat kakak-beradik dari keluarga Koeswoyo: Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Nomo Koeswoyo, dan Yon Koeswoyo.
Mereka mulai bermusik di era 1960-an, terinspirasi oleh musik rock n’ roll dari Barat, seperti The Beatles.
Musik yang mereka bawakan awalnya lebih cenderung ke rock dan beat, mengikuti arus tren musik dunia saat itu.
Pada tahun 1965, Koes Bersaudara mengalami cobaan berat ketika pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, melarang musik-musik Barat yang dianggap sebagai “musik ngak-ngik-ngok” atau bentuk budaya imperialis.
Koes Bersaudara ditangkap dan dipenjara karena memainkan musik dengan pengaruh Barat, tetapi mereka dibebaskan setelah beberapa bulan.
Peristiwa ini menjadi titik penting dalam perjalanan mereka, memperkuat tekad untuk terus bermusik.
Namun, pada tahun 1969, terjadi perpecahan di dalam grup Koes Bersaudara ketika Nomo Koeswoyo memilih untuk keluar.
Untuk menjaga eksistensi, Tonny Koeswoyo kemudian merekrut musisi baru, Murry (Kasmuri) pada drum, dan lahirlah formasi baru yang diberi nama Koes Plus.
Perubahan dan Kesuksesan sebagai Koes Plus
Dengan nama Koes Plus, formasi mereka menjadi Tonny Koeswoyo (gitar dan pemimpin band), Yon Koeswoyo (vokal dan gitar ritme), Murry (drum), dan Yok Koeswoyo (bass).