Inilahdepok.id – Hujan disertai angin kencang terjadi fenomena hujan batu es di kawasan Kota Depok, Jawa Barat sekitar 15.30 WIB.
Hal itu dirasakan Salim warga Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas.
“Kemarin sore hujan es sama angin kecang. Saya tahu ya di atas genteng berisik kaya gelar pecah,” kata Salim.
Salim mendengar suara berisik di atas genteng langsung mengecek ke luar rumah. Banyak es batu yang berjatuhan dari atas.
“Itu es batu banyak berjatuhan. Ukurannya kecil – kecil. Bunyinya plantang – plantang gitu,” tuturnya.
Sementara itu juga Andi warga Bedahan pun mengakui hujan es. Terjadi Rabu kemarin.
“Hujan es, karena pas hujan agak berisik di atas genteng. Pas buka pintu bener es batu berserakan dan angin,” tutur Andi.
Mengutip akun resmi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan dan imbauan pasca terjadinya hujan es di Kota Depok.
Dalam penjelasannya, BMKG menulis
bahwa cuaca ekstrim terjadi di wilayah bagian utara Bogor dan Depok hingga menyebabkan hujan lebat disertai angin kencang serta hujan es di daerah Bedahan
Berdasarkan data satelit cuaca BMKG, suhu puncak awan saat terjadinya hujan es mencapai -80 celcius hingga 20 celsius.
“Berdasarkan data Satelit Cuaca produk Enhanced IR pukul 15.00 – 18.30 WIB pada tanggal 3 Juli 2024 di wilayah kejadian menunjukkan suhu puncak awan berkisar antara -80 C hingga 20 C,” tulis BMKG dalam keterangannya.
“Grafik time series suhu puncak awan dari kanal Inframerah pada 3 Juli 2024 pukul 15.00 – 18.30 WIB di lokasi kejadian berkisar antara -70 C sampai -60 C,” sambungnya.
Melihat cuaca ekstrim yang terjadi, BMKG menghimbau agar kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Selain itu, perlu dilakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
“Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang, serta papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.