Sejarah Berdirinya Kota Depok, ‘Dari Perkebunan Pribadi Hingga Kota Mandiri’

  • Bagikan
Gambaran Kota Depok Tempo Dulu

Mereka dibagi menjadi 12 marga utama yang sampai sekarang masih dikenal, yaitu: Bacas, Laurens, Leander, Loen, Isakh, Jacob, Jonathans, Joseph, Sadokh, Samuel, Soedira, dan Tholense.

Masyarakat ini memiliki hak istimewa yang berbeda dari kebanyakan penduduk pribumi pada masa itu.

Mereka diizinkan untuk memiliki tanah, mengatur urusan mereka sendiri, dan mempraktikkan agama Kristen yang telah diajarkan oleh Chastelein.

Pada masa itu, Depok menjadi semacam “negara mini” yang memiliki otonomi tersendiri di bawah pengelolaan Masyarakat Depok.

3. Periode Kolonial Lanjut: Transisi dan Modernisasi

Pada abad ke-19, Depok tetap sebagai wilayah yang relatif tertutup dan eksklusif bagi masyarakat keturunan marga Depok.

Baca Juga :  Warung Kelontong di Curug Depok Digrebek Warga, Diduga Jual Obat Daftar G

Namun, dengan perkembangan jalur kereta api dan infrastruktur, wilayah Depok mulai terbuka bagi pendatang, terutama ketika jalur kereta dari Batavia (sekarang Jakarta) ke Bogor dibangun.

Hal ini membawa perubahan ekonomi dan sosial di Depok, yang mulai berkembang menjadi kawasan pertanian yang lebih produktif, serta menjadi tempat peristirahatan bagi orang-orang Belanda dan elit lokal.

Selain itu, pengaruh pendidikan mulai terasa di Depok. Pada masa ini, berbagai sekolah didirikan, termasuk sekolah-sekolah misi Kristen yang turut membentuk karakter masyarakat Depok sebagai salah satu pusat pendidikan di wilayah tersebut.

Baca Juga :  Tega, Harta Warisan Taruna Akmil Lenyap Ditipu Polisi Gadungan

4. Masa Kemerdekaan: Integrasi ke Indonesia

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, status Depok mengalami perubahan.

Ketika kekuasaan Belanda mulai melemah di Indonesia, masyarakat Depok asli yang selama ini memiliki hak istimewa mulai kehilangan otonomi mereka.

Pada tahun 1952, Depok resmi bergabung dengan Republik Indonesia dan menjadi bagian dari Kabupaten Bogor.

Meskipun demikian, warisan budaya dan sejarah dari 12 marga serta pengaruh Cornelis Chastelein masih sangat terasa di Depok.

Baca Juga :  Dua Unit Motor Terbawa dan Tertimbun Material Longsor di Cipayung

Beberapa bangunan bersejarah dari masa kolonial, termasuk rumah-rumah tua dan gereja-gereja Kristen, masih berdiri dan menjadi simbol dari sejarah panjang Depok.

5. Era Modern: Kota Mandiri dan Pusat Pendidikan

Perkembangan Depok semakin pesat setelah era kemerdekaan. Pada tahun 1982, status Depok berubah menjadi Kota Administratif di bawah Kabupaten Bogor.

Hal ini menandai awal dari pembangunan yang lebih intensif di wilayah tersebut, seiring dengan pertumbuhan Jakarta sebagai ibu kota.

  • Bagikan