inilahdepok.id – Buta huruf Al Qur’an harus jadi perhatian serius di Kota Depok. Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Depok, Qurtifa Wijaya.
Selain itu, Qurtifa Wijaya menjelaskan jika perlu menghidupkan kembali program pemberantasan buta huruf Al Qur’an ini.
“Perlu dihidupkan kembali untuk program pemberantasan buta huruf Al Qur’an yang pernah dijalani oleh Pemkot Depok. Program ini sangat bagus dan cukup membantu untuk mereka yang masih belum bisa membaca Al Qur’an karena adanya program pendidikan yang disupport oleh pemkot,” ujar Qurtifa Wijaya.
Kemudian, Qurtifa Wijaya menuturkan kalau persoalan buta huruf Al Qur’an di Depok ini banyak masukan dari pengelola pendidikan Al Quran.
“Mereka (Pengelola pendidikan Al Quran) itu berharap supaya perhatian orang tua untuk mendorong putra-putri belajar baca tulis Al Qur’an, agar sertifikat kelulusan sudah bisa membaca Al Qur’an dari lembaga pendidikan Al Qur’an dimasukkan sebagai salah satu syarat untuk masuk SMPN bagi siswa muslim,” terang pria yang juga calon anggota legislatif DPRD Jawa Barat Dapil Kota Depok dan Bekasi nomor urut 7 dari PKS.
Hal tersebut, kata Qurtifa Wijaya, karena motivasi atau perhatian pendidikan belajar membaca Al Qur’an masih belum jadi prioritas di kalangan keluarga muslim.
“Perlu adanya dukungan penuh dan lebih dari pemerintah terhadap lembaga ataupun para guru maupun pendidik taman pendidikan Al Qur’an yang saat ini daya dukung atau insentifnya itu masih sangat kecil,” beber Qurtifa Wijaya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Guru Taman Kanak Kanak Al Quran (IGTKA) Kota Depok, RMF Fashalsyah menuturkan jika buta huruf Al Qur’an menjadi kendala karena pengaruh perkembangan zaman yaitu pengaruh dengan media sosial dan handphone (HP).
“Memang masih jadi kendala untuk kita apalagi di zaman sekarang ini anak-anak bahkan sampai orang tua pun sudah sibuk dengan HP dan media sosial (medsos) masing-masing,” tutur RMF Fashalsyah.
Lebih lanjut, RMF Fashalsyah menerangkan kalau pihaknya terus berupaya supaya generasi muda beragama Islam ini dapat membaca Al Qur’an.
“Kita telah sampaikan kepada para kepala pimpinan lembaga untuk selalu mengajarkan baca dan tulis Al Qur’an sebelum anak – anak memulai pembelajaran dan ketika pembelajaran agar dari usia dini anak-anak itu sudah terbiasa membaca Al Qur’an,” terangnya.
RMF Fashalsyah mengaku disaat melakukan tes baca dan tulis Al Qur’an ke anak tingkat SD dan SMP beragama Islam itu masih ada sebagian yang belum lancar dan belum dapat membaca Al Qur’an.
“Saya merasakan saat ada tes baca tulis Al Qur’an di kelas 6, 9 dan 12 masih ada sebagian yang belum lancar. Bahkan belum bisa membaca Al Qur’an,” tutur RMF Fashalsyah.
Maka dari itu, kata RMF Fashalsyah perlu ada penanganan serius dan bersama-sama mendorong supaya anak-anak beragama Islam ini mampu membaca dan menulis Al Qur’an karena kitab suci itu jadi pedoman bagi Umat Muslim.
Lebih lanjut, dia menjelaskan pengelolaan pendidikan Al Qur’an di Depok mempunyai program dan perlu didukung oleh pemerintah kota, DPRD Depok dan orang tua yakni dengan mewajibkan anak memiliki sertifikat atau ijazah mengaji.
“Saya dan teman-teman (pengelola pendidikan Al Qur’an ada program sebenarnya yang harus mendapat dukungan baik dari pemerintah, DPRD maupun orang tua dimana anak yang mau masuk ke tingkat sekolah lanjutannya itu harus mempunyai sertifikat atau ijazah mengaji atau TPQ dengan nilai standar yang sudah kita uji,” paparnya.
Dia juga menambahkan di Kota Depok ini pernah ada program pemberantasan buta huruf Al Qur’an namun hal itu tak berjalan lagi.
Dia pun berharap program tersebut dijalani kembali mengingat buta huruf Al Qur’an itu menjadi perhatian yang serius.
“Untuk program (pemberantasan buta huruf Al Qur’an) sangat setuju sekali dihidupkan kembali,” jelasnya.
Disisi lain, Bendahara Himpaudi Kota Depok, Rita Siwi Tidar Yani mengatakan pemerintah kota perlu melibatkan lembaga pendidikan untuk menuntaskan buta huruf Al Qur’an.
“Perlu diikut sertakan setiap lembaga yakni dengan guru-guru Paud, untuk memberikan pembelajaran dengan cara pengenalan huruf hijaiyah dan membaca,” tambah Rita Siwi Tidar Yani.
Himpaudi juga siap mendukung pemerintah kota untuk menuntaskan buta aksara Al Qur’an ini.*