- F054952CEF20F0CD41E9111C0F7F3DC2

Jelang Puasa Pasar Properti Ikut Puasa

  • Bagikan
Ilustrasi

Inilahdepok.id-Menjelang datangnya bulan puasa harga barang dan kebutuhan pokok mulai merangkak naik.  

Banyak hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga tersebut. Namun, bagi bisnis jual beli rumah layaknya kacang goreng.

Pasalnya, rumah untuk tempat tinggal merupakan kebutuhan yang utama. Hal itu dibenarkan oleh Direktur

PT. Griya Bukit Mas Abdu Khaer. Menurutnya setiap datangnya puasa dan lebaran kebanyak mendapatkan uang tambahan atau pegangan lebih.

Baca Juga :  Nuroji Minta Pemkot dan Polres Kompak Terapkan SSA

“Kita selalu optimis dengan datangnya bulan puasa. Karena masyarakat akan mendapatkan bonus dan THR pada nanti di waktu lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.. Namun, untuk bulan puasa kali ini agak berbeda dengan sebelumnya,” ungkap Abdu, kepada Inilahdepok.id, Rabu (17/5/2017).

Menurutnya, bagi para pengembang bulan puasa sangat diharapkan dalam pemasaran perumahan yaitu: konsumen melakukan pembelian rumah.

Pasalnya, pada bulan tersebut masyarakat akan mendapatkan THR atau hadiah lebaran. Namun, lanjutnya bulan puasa saat ini berdekatan dengan musim masuk sekolah, tahun ajaran baru dan musim liburan.

Baca Juga :  500 Tim Gabungan Siap Menanggulangi Bencana di Depok

Sehingga, lanjutnya, kemungkinan besar dana konsumen diperuntukkan untuk keperluan sekolah dan liburan.

“Bulan puasa kali ini berdekatan dengan masuknya sekolah dan liburan. Kemungkinan, dana konsumen kesedot untuk sekolah dan liburan,”terangnya.

Meski begitu, pihaknya selalu berupaya dalam memasarkan perumahan. Salah satunya, adalah melalui promo yang umum berupa tetap discount dan bebas biaya surat.

Baca Juga :  Wakil Wali Kota Depok Imbau Ini ke Perusahaan Jelang Idul Fitri

Diharapkan, dengan langakah tersebut bisa menarik minat konsumen dalam mengeluarkan dananya untuk pembelian rumah.

“Kita terus lakukan upaya promo dan discount agar para konsumen melakukan eksekusi untuk pembelian rumah,”harapnya.

Rumah dengan harga Rp 500 juta ke bawah masih menjadi minat bagi masyarakat. Dengan berbagai momen dan kebutuhan, biasanya para konsumen masih menahan dananya untuk kebutuhan pokoknya. (ctr/id)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *