Inilahdepok.id -Pelaksanaan pekerjaan pembuatan saluran drainase di jalan Tole Iskandar RT 01 RW 01 Kelurahan Tirtajaya Kecamatan Sukmajaya, menuai protes dari warga dan para pelaku usaha.
Pasalnya pekerjaan saluran drainase yang diketahui bersumber dari serapan anggaran APBD Kota Depok tersebut, dinilai hanya menyusahkan masyarakat. Hal ini terlihat dengan penyelesaian drainase yang meninggalkan tumpukan puing dan tanah galian.
Salah satunya protes disampaikan warga Rt 01/01, Nina (56), dia mengatakan sangat kecewa atas hasil penyelesaian pengerjaan pembangunan drainase tersebut, yang akhirnya hanya membuat susah warga beraktifitas dikarenakan terlihat hanya buat kotor jalan dan merusak akibat ditinggalkan pekerja.
“Wajar dari awal bangun saja tidak ada permisi ke lingkungan masyarakat, makanya kerjaan gak beres,” cetus dia.
Menambahkan, kata dia dampak yang ditimbulkan pembangunan tersebut juga menimbulkan dua akses jalan utama warga terhalang oleh tumpukan galian tanah dan puing yang ditinggalkan begitu saja yakni jalan Gg. Hj. Simin dan jalan Gg. Hj. Saman.
Karena itu, akhirnya warga secara swadaya sampai harus rela merapihkan tumpukan tanah drainase yang menutup akses jalan yang dibiarkan hampir 1 bulan.
Selain itu, dilokasi yang sama keluhan juga disampaikan Nuraini (39) warga Rt 01/01, dia meminta kepada pekerja untuk bertanggung jawab merapihkan kembali pengerjaan saluran drainase yang dibangun di kawasan lingkungannya, karena aktifitas warga keluar masuk sangat jelas terganggu, bahkan sampai kendaraan mobil milik warga sampai harus dititip ke tempat pengisian bensin akibat dampak bangunan drainase yang di bangun terlalu tinggi dari jarak jalan warga.
” Terlebih tiap turun hujan, jalan lingkungan jadi banjir akibat pembuangan aliran air hujan terhalang kondisi bangunan saluran ,” tegas dia.
Senada apa yang diungkapkan Patar (34) salah satu pelaku usaha fotocopy dan ATK dia mengatakan, pembangunan saluran drainase membuat konsumen tidak bisa masuk. Dalam hal ini pihak kontraktor harus tanggung jawab terutama pada sisa tumpukan tanah dan kondisi drainase ( yudit) terpasang terlalu tinggi.
“Toko kami juga hampir gulung tikar (bangkrut) , karena omset pemasukan turun 50 persen,” pungkas dia. (po/id)